Pupuk hayati merupakan sumber hara berbahan organisme hidup yang berfungsi bagi tanaman. Penggunaan pupuk hayati dapat meningkatkan produksi tanaman. Hal ini karena mikroorganisme menyediakan sumber hara bagi tanaman, merangsang sistem perakaran agar berkembang sempurna, dan memperpanjang umur akar.
Muhamad Tosin Glio, pria yang menggeluti dunia mikrob sejak 1994, mengatakan, penggunaan pupuk hayati bagus untuk budidaya tanaman.
Saking bagusnya, Tosin sampai berinisiatif untuk membuat pupuk hayati sendiri. Kandungan nutrisi pada pupuk hayati buatannya dinilai mampu memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah.
Tanah yang semula keras menjadi gembur. Jika sebelumnya hanya ada beberapa unsur nutrisi, setelah pemberian pupuk, zat hara tanaman tercukupi. Tosin berprinsip tanaman sehat berasal dari tanah yang subur dan sehat.
Menurutnya penggunaan pupuk hayati sebaiknya dimulai dari persemaian, olah tanah, hingga penanaman. Hal ini karena semuanya bisa terjamin proses dan perkembangannya. Berbeda, jika petani membeli bibit yang sudah semai, kualitas bibit belum tentu terjamin.
Tosin memberikan resep atau cara pembuatan pupuk hayati dengan sederhana. Menurutnya petani bisa melakukannya. Berikut ini cara membuat pupuk hayati.
- Siapkan kotoran sapi atau kambing, ayam, dan guano. Fermentasikan semua kotoran itu.
- Tambahkan mikroorganisme lokal dari buah seperti pisang, nangka, dan nanas ke dalam campuran kotoran. Diamkan selama 2 pekan.
- Kompos yang sudah jadi selanjutnya difermentasikan lagi menjadi cair dengan penambahan dekomposer.
- Empat pekan berselang, pupuk hayati cair dapat digunakan untuk persemaian, olah tanah, dan pemupukan saat di lahan.