Artikel Pertanian

Analisis Kelayakan Bisnis Jagung di Kabupaten Tuban

Analisis Kelayakan Bisnis Jagung di Kabupaten Tuban: Budidaya dan Pengambilan Hasil Panen

1. Ringkasan Eksekutif

Laporan ini menyajikan analisis kelayakan komprehensif untuk memulai bisnis di sektor jagung Kabupaten Tuban, Jawa Timur, dengan fokus pada dua model: budidaya (pertanian) dan pengambilan hasil panen (perdagangan/pengumpulan). Tuban merupakan salah satu produsen jagung terbesar di Indonesia dan memegang peranan penting dalam lanskap pertanian Jawa Timur. Analisis ini didasarkan pada data statistik resmi, laporan penelitian, dan berita terkini mengenai kapasitas produksi, input pertanian, struktur petani, rantai pasok, dinamika harga, dukungan pemerintah, serta tantangan dan peluang yang ada.

Kabupaten Tuban menunjukkan kapasitas produksi jagung yang signifikan, dengan total produksi mencapai 778.477 ton pipilan kering pada tahun 2023 1 dan produktivitas dilaporkan mencapai 7 ton per hektar pada lokasi panen raya tertentu di tahun 2024.1 Namun, data historis menunjukkan adanya fluktuasi baik dalam luas panen maupun produktivitas rata-rata, yang seringkali dipengaruhi oleh kondisi iklim karena ketergantungan pada lahan tadah hujan.3 Sektor ini didukung oleh berbagai program pemerintah, termasuk penyediaan benih unggul (Tuban bahkan menjadi pilot project pengembangan benih hibrida berkualitas ekspor 5), alokasi pupuk bersubsidi (meskipun aksesibilitasnya masih menjadi tantangan bagi petani 7), penyuluhan pertanian 9, bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) 10, dan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR).12

Permintaan utama berasal dari industri pakan ternak yang besar di Jawa Timur 14, dengan BULOG juga berperan sebagai penyerap hasil panen untuk stabilisasi harga.1 Namun, bisnis jagung di Tuban menghadapi tantangan serius, terutama serangan hama invasif seperti Ulat Grayak Frugiperda (FAW) 16, volatilitas harga yang tinggi (khususnya anjlok saat panen raya) 18, ketergantungan pada tengkulak 7, dan dampak perubahan iklim.20 Peluang signifikan terletak pada pengembangan industri pengolahan pasca panen untuk menciptakan nilai tambah 21, kemitraan strategis dengan industri pakan atau perusahaan benih 15, serta peningkatan efisiensi melalui adopsi teknologi dan praktik terbaik.

Secara keseluruhan, baik model budidaya maupun pengambilan hasil panen memiliki potensi kelayakan di Tuban, namun keduanya disertai risiko yang substansial. Budidaya menawarkan potensi keuntungan dari hasil panen tetapi sangat terekspos pada risiko produksi (iklim, hama) dan volatilitas harga pasar. Pengambilan hasil panen memanfaatkan volume produksi yang besar tetapi menghadapi persaingan ketat, membutuhkan modal kerja signifikan, dan manajemen logistik serta kualitas yang cermat. Keputusan akhir harus didasarkan pada toleransi risiko, ketersediaan modal, keahlian operasional, dan strategi pasar yang jelas.

2. Pendahuluan: Lanskap Agribisnis Jagung di Kabupaten Tuban

Kabupaten Tuban, terletak di Provinsi Jawa Timur, secara konsisten menempatkan diri sebagai salah satu pilar utama produksi jagung nasional. Statusnya sebagai produsen jagung signifikan tidak hanya diakui di tingkat provinsi tetapi juga secara nasional, seringkali masuk dalam jajaran kabupaten penghasil jagung terbesar.18 Pada tahun 2023, Tuban bahkan tercatat sebagai kabupaten dengan luas panen jagung terbesar pada bulan Maret menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Kementerian Pertanian.18 Pengakuan ini menegaskan peran strategis Tuban dalam mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya dalam penyediaan bahan baku untuk industri pakan ternak.

Secara lebih luas dalam konteks Jawa Timur, Tuban merupakan kontributor penting bagi total produksi jagung provinsi, yang merupakan lumbung jagung terbesar di Indonesia.26 Pada tahun 2015, kontribusi Tuban terhadap total produksi jagung Jawa Timur mencapai sekitar 8,07%.32 Meskipun peringkatnya dalam kontribusi pertanian secara keseluruhan di Jawa Timur mungkin berfluktuasi (disebutkan sebagai peringkat ke-5 terbesar untuk potensi pertanian padi dan jagung pada tahun 2023 34), fokus pada komoditas jagung tetap menonjol. Sektor pertanian, dengan jagung sebagai salah satu komoditas andalan, menjadi tulang punggung perekonomian lokal dan sumber penghidupan bagi sebagian besar penduduknya, yang tercermin dari tingginya kepadatan penduduk pertanian di wilayah ini.21

Meskipun demikian, produktivitas jagung di Tuban dilaporkan mengalami pasang surut dari waktu ke waktu dan antar lokasi, dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk kondisi sosial ekonomi dan fisik wilayah.26 Hal ini menunjukkan adanya dinamika kompleks yang perlu dipahami oleh calon pelaku usaha di sektor ini.

Laporan ini bertujuan untuk melakukan analisis kelayakan yang mendalam bagi pihak yang mempertimbangkan untuk memasuki bisnis jagung di Kabupaten Tuban. Analisis ini mencakup dua skenario utama: (1) terlibat langsung dalam budidaya jagung, dan (2) bertindak sebagai pengumpul atau pedagang hasil panen jagung. Evaluasi kelayakan akan didasarkan pada analisis komprehensif terhadap data kapasitas produksi, penggunaan input (terutama benih), keterlibatan petani dan kelompok tani, struktur rantai pasok dan pasar, dinamika harga historis, peran dukungan pemerintah, serta identifikasi tantangan dan peluang utama yang dihadapi sektor jagung di Tuban. Tujuannya adalah untuk menyediakan dasar pengambilan keputusan yang informasional dan objektif bagi calon investor atau wirausahawan.

3. Kapasitas dan Kinerja Produksi

Evaluasi potensi bisnis jagung di Tuban harus dimulai dengan pemahaman mendalam tentang kapasitas produksi historis dan saat ini, termasuk volume total, luas lahan yang dipanen, dan tingkat produktivitas.

  • Volume Produksi Tahunan: Data historis menunjukkan fluktuasi dalam total produksi jagung Tuban. Pada tahun 2012, produksi mencapai 531.571 ton, namun menurun menjadi 431.786 ton pada tahun 2013.35 Produksi kembali meningkat menjadi 506.966 ton pada tahun 2015.27 Data per kecamatan untuk tahun 2016 juga tersedia, menunjukkan variasi yang signifikan antar wilayah, misalnya Kecamatan Montong memproduksi 84.464 ton.36 Data terbaru menunjukkan lonjakan signifikan, dengan total produksi tahun 2023 mencapai 778.477 ton jagung pipilan kering (JPK).1 Produksi ini memberikan kontribusi besar terhadap total produksi Jawa Timur, yang pada tahun 2023 mencapai 4,43 juta ton 19, meskipun angka ini menurun dari tahun-tahun sebelumnya seperti 6,13 juta ton pada 2015.28 Proyeksi nasional untuk panen raya Maret-April 2024 mengindikasikan surplus jagung, dengan total produksi nasional pada periode tersebut diperkirakan mencapai 4 juta ton.1
  • Luas Lahan Panen: Luas lahan panen jagung di Tuban juga menunjukkan dinamika. Pada tahun 2009, luas panen tercatat sebesar 107.100 hektar.38 Angka ini menurun pada tahun 2012 (92.443 ha) dan 2013 (83.473 ha) 35, kemudian sedikit meningkat menjadi 95.975 ha pada tahun 2015.33 Data BPS yang dikutip oleh Kementerian Pertanian menunjukkan proyeksi luas panen yang sangat besar untuk Maret 2024, yaitu 42.811 ha, menempatkan Tuban di urutan pertama secara nasional untuk bulan tersebut.18 Laporan panen raya pada Maret 2024 menyebutkan realisasi luas panen dari Januari hingga pertengahan Maret 2024 seluas 46.114 ha, dengan proyeksi Maret 42.586 ha dan April 1.513 ha.1 Total luas panen sepanjang tahun 2023 dilaporkan mencapai 137.581 hektar.1 Fluktuasi luas panen ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pola tanam petani dan kondisi iklim.
  • Tingkat Produktivitas (Ton/Ha): Produktivitas merupakan indikator kunci efisiensi. Rata-rata produktivitas di Jawa Timur pada tahun 2015 adalah 5,05 ton/ha.28 Data tahun 2016 per kecamatan di Tuban menunjukkan produktivitas bervariasi, umumnya antara 4,5 hingga 6,5 ton/ha, dengan beberapa kecamatan seperti Montong (6,05 ton/ha) dan Merakurak (6,58 ton/ha) menunjukkan angka yang lebih tinggi.36 Studi di Desa Maindu (Kecamatan Montong) mencatat produktivitas sekitar 5,21 ton/ha.4 Laporan terbaru dari acara panen raya pada Maret 2024 menyebutkan pencapaian produktivitas hingga 7 ton per hektar di lokasi tersebut.1 Studi akademis juga mencatat bahwa produktivitas jagung di Tuban cenderung berfluktuasi (“pasang surut”) dan dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi seperti kepadatan penduduk pertanian dan luas lahan pertanian jagung.26

Analisis data historis menunjukkan adanya perbedaan antara produktivitas puncak yang dilaporkan dalam acara panen raya (7 ton/ha) dengan rata-rata produktivitas historis di tingkat kabupaten (umumnya 5-6 ton/ha).1 Hal ini mengindikasikan bahwa angka 7 ton/ha mungkin mewakili potensi capaian di area dengan dukungan optimal, bukan rata-rata umum di seluruh kabupaten. Terdapat potensi peningkatan produktivitas melalui penerapan praktik pertanian yang lebih baik, namun juga terdapat risiko jika estimasi bisnis didasarkan pada asumsi produktivitas puncak secara universal.

Selain itu, fluktuasi signifikan dalam luas panen dari tahun ke tahun 1 menunjukkan dinamika dalam penggunaan lahan. Meskipun produksi cenderung meningkat dalam jangka panjang, dedikasi lahan untuk jagung tidak selalu konsisten. Hal ini bisa disebabkan oleh intensifikasi, rotasi tanaman, atau respons petani terhadap harga komoditas lain. Ketiadaan Peraturan Daerah (Perda) tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 34 dapat menambah risiko ketidakpastian penggunaan lahan di masa depan jika tekanan konversi lahan meningkat. Oleh karena itu, perencanaan bisnis harus memperhitungkan variabilitas pasokan potensial yang dipengaruhi oleh keputusan petani dan dinamika penggunaan lahan.

Tabel 1: Tren Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Jagung Kabupaten Tuban (Contoh Data Hipotetis Berdasarkan Snippets)

TahunTotal Produksi (Ton)Luas Panen (Ha)Produktivitas Rata-rata (Ton/Ha)Sumber Data Utama
2013431.78683.4735,1735
2015506.96695.9755,2827
2016Data Agregat Tidak TersediaData Agregat Tidak TersediaVariatif per Kecamatan (4.5-6.5)36
2023778.477137.5815,661
2024 (Maret, Panen Raya)517 (lokasi spesifik)7,00 (lokasi spesifik)1

Catatan: Tabel ini bersifat ilustratif, menggabungkan data dari berbagai tahun yang tersedia dalam snippets. Data BPS “Kabupaten Tuban Dalam Angka” tahunan akan memberikan rangkaian data yang lebih konsisten.

4. Input dan Praktik Pertanian

Keberhasilan budidaya jagung sangat bergantung pada ketersediaan dan kualitas input, serta praktik pengelolaan yang diterapkan oleh petani.

  • Varietas Benih Dominan: Petani di Tuban menggunakan berbagai jenis benih jagung hibrida yang disediakan oleh perusahaan komersial besar maupun yang dikembangkan secara lokal. Varietas dari Syngenta (NK) tampak populer, seperti NK 7328 Sumo 3 dan NK 6172 Perkasa.43 NK 212 juga disebut cocok untuk lahan kering.4 Varietas lain yang digunakan atau diuji coba termasuk RK 457 (milik PT TWINN) 6, Nasa 29 dan JH 37 (hasil Balitbangtan) 5, Advanta Adv Joss 53, Pioneer P-27 54, dan varietas dari BISI.55 Menariknya, Tuban telah menjadi pilot project nasional untuk pengembangan benih jagung hibrida berbasis korporasi petani, menghasilkan varietas seperti Nasa 29, CH 37, dan RK 457 yang berkualitas ekspor.5
  • Kebutuhan dan Sumber Benih: Kebutuhan benih jagung hibrida per hektar umumnya berkisar antara 15 kg hingga 25 kg, tergantung pada varietas dan jarak tanam yang digunakan.43 Petani dapat memperoleh benih dari berbagai sumber. Toko-toko pertanian lokal (Toko Tani) menyediakan benih komersial dari merek-merek ternama.42 Selain itu, kelompok tani yang terlibat dalam program pengembangan benih juga menjadi sumber pasokan, terutama untuk varietas lokal yang dikembangkan.5 Bantuan pemerintah terkadang juga mencakup penyediaan benih gratis kepada petani atau kelompok tani.3
  • Praktik Pertanian: Sebagian besar lahan jagung di Tuban mengandalkan sistem tadah hujan 3, yang membuat produksi rentan terhadap pola curah hujan. Pemerintah daerah dan penyuluh pertanian mendorong penggunaan pupuk berimbang, mengkombinasikan pupuk organik dan kimia dengan rasio yang dianjurkan (misalnya 4:1) untuk meningkatkan hasil.63 Namun, kenyataannya, ketergantungan petani pada pupuk kimia masih tinggi, dan akses terhadap pupuk, terutama yang bersubsidi, seringkali menjadi kendala.7 Studi efisiensi menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk perbaikan dalam penggunaan faktor-faktor produksi seperti benih, pupuk, dan tenaga kerja untuk mencapai tingkat efisiensi teknis, alokatif, dan ekonomi yang lebih optimal.32

Adanya program pengembangan benih hibrida lokal yang kuat 5 menunjukkan potensi Tuban untuk mencapai kemandirian benih dan bahkan menjadi pengekspor. Namun, pasar benih saat ini masih didominasi oleh merek-merek komersial besar.42 Ini berarti, meskipun ada kekuatan dalam produksi benih lokal (yang bisa menjadi peluang kemitraan), sebagian besar petani kemungkinan masih bergantung pada pembelian benih komersial. Perencanaan bisnis budidaya harus memperhitungkan biaya dan ketersediaan benih hibrida komersial yang diinginkan. Bisnis pengumpulan hasil panen mungkin akan menghadapi variasi kualitas tergantung pada jenis benih yang digunakan petani.

Ketergantungan yang tinggi pada sistem tadah hujan 3 menjadi faktor risiko signifikan. Stabilitas produksi sangat terkait dengan pola iklim, termasuk variabilitas curah hujan dan potensi kekeringan seperti dampak El Nino 65 atau tantangan cuaca lainnya.7 Meskipun beberapa laporan mengklaim ketahanan jagung terhadap El Nino 66, sumber lain menyoroti dampak kekeringan 65 dan tantangan cuaca secara umum.7 Oleh karena itu, baik bisnis budidaya maupun pengumpulan hasil panen menghadapi risiko volume dan hasil yang terkait erat dengan kondisi cuaca. Strategi mitigasi seperti pemilihan varietas tahan kekeringan 47, peningkatan sistem irigasi jika memungkinkan, dan penyangga finansial menjadi penting untuk kelayakan jangka panjang.

5. Demografi dan Organisasi Petani

Struktur sosial dan organisasi petani jagung di Tuban merupakan elemen penting dalam memahami dinamika sektor ini.

  • Jumlah Petani: Estimasi jumlah petani jagung bervariasi tergantung pada cakupan data. Di tingkat desa, contohnya Desa Sukorejo memiliki sekitar 200 petani jagung 7, sementara Desa Maindu dilaporkan memiliki 2.219 petani yang mayoritas menanam jagung.4 Data alokasi pupuk subsidi untuk tahun 2023 memberikan gambaran skala kabupaten, mengindikasikan adanya 81.974 petani yang terdaftar menanam jagung, dibandingkan dengan 134.236 petani padi.68 Angka ini menunjukkan besarnya jumlah rumah tangga yang terlibat dalam agribisnis jagung di Tuban. Total populasi kabupaten yang besar dengan kepadatan penduduk pertanian yang signifikan 26 juga mendukung gambaran ini.
  • Kelompok Tani (Poktan/Gapoktan): Organisasi petani dalam bentuk Kelompok Tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) memegang peranan aktif dan penting. Beberapa contoh kelompok yang disebutkan dalam berbagai kegiatan meliputi Gapoktan Manunggal Rejeki di Desa Ngimbang, Kecamatan Palang, yang terlibat dalam panen raya dan penandatanganan MoU dengan pembeli 3; Gapoktan Banyu Tresno di Desa Sotang, Kecamatan Tambakboyo, yang juga melaksanakan panen raya 63; dan Poktan Cinde Laras di Desa Paseyan, Kecamatan Jatirogo, yang aktif dalam program pengembangan benih jagung hibrida berbasis korporasi.52 Selain itu, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), seperti LMDH Ngimbang Makmur, juga berperan, terutama di kawasan hutan sosial yang dimanfaatkan untuk pertanian jagung dan menjadi penerima KUR.13 Kelompok-kelompok ini berfungsi sebagai saluran utama untuk penyaluran bantuan pemerintah seperti Alsintan 11, benih 3, dan kemungkinan pupuk subsidi. Mereka juga menjadi wadah koordinasi dan pembelajaran bagi petani. Pemerintah mendorong penguatan kelembagaan petani melalui pembentukan korporasi, khususnya dalam konteks pengembangan benih.5 Namun, di beberapa wilayah, kelemahan seperti belum adanya koperasi yang efektif menampung hasil produksi masih menjadi isu.7

Keberadaan dan aktivitas kelompok tani yang terstruktur (Poktan, Gapoktan, LMDH) menunjukkan bahwa mereka adalah entitas kunci dalam ekosistem pertanian jagung di Tuban. Mereka secara konsisten disebut sebagai penerima bantuan pemerintah 3 dan partisipan dalam program-program strategis.3 Hal ini mengimplikasikan bahwa membangun hubungan dan berinteraksi dengan kelompok-kelompok ini sangat penting bagi keberhasilan bisnis di sektor jagung Tuban. Baik untuk bisnis budidaya (untuk mengakses program dukungan atau melakukan aksi kolektif) maupun bisnis pengumpulan hasil panen (untuk negosiasi pasokan, memastikan keterlacakan, dan membangun kemitraan), keterlibatan dengan kelompok tani kemungkinan besar akan lebih efisien daripada mendekati petani secara individual. Dorongan pemerintah ke arah pembentukan korporasi petani 5 juga menandakan potensi evolusi kelembagaan petani menjadi entitas yang lebih berorientasi bisnis di masa depan.

6. Rantai Pasok dan Struktur Pasar Jagung Tuban

Memahami alur pergerakan jagung dari lahan petani hingga ke pengguna akhir, serta peran para pelaku di dalamnya, sangat krusial untuk menilai kelayakan bisnis.

  • Pemetaan Rantai Pasok: Alur distribusi jagung di Tuban dapat bervariasi. Studi di Desa Dasin, Kecamatan Tambakboyo, mengidentifikasi alur: Petani -> Kelompok Lumbung “Gemah Ripah” -> Pedagang Pengumpul -> Pedagang Pengecer -> Konsumen.71 Namun, alur yang lebih umum dan berskala lebih besar kemungkinan melibatkan: Petani/Kelompok Tani -> Pengepul/Tengkulak 7 -> Pembeli Skala Besar (BULOG atau Industri).1 Mayoritas jagung yang diproduksi di Tuban diarahkan untuk kebutuhan pakan ternak dalam bentuk pipilan kering 14, meskipun penggunaan untuk konsumsi langsung rumah tangga dan bahan baku industri makanan juga ada.21
  • Pelaku Utama dan Perannya:
    • Petani/Kelompok Tani: Sebagai produsen awal yang menjual hasil panen.71
    • Pedagang Pengumpul (Pengepul/Tengkulak): Berperan sebagai perantara yang membeli jagung dari petani atau kelompok tani. Mereka seringkali memiliki pengaruh signifikan terhadap harga di tingkat petani.7 Fungsi yang dijalankan meliputi pembelian, pengangkutan, penimbangan, pengemasan, kadang-kadang pengolahan awal (seperti pengeringan), dan menanggung risiko pasar.71
    • Pedagang Pengecer: Membeli dari pengumpul dan menjual langsung ke konsumen akhir, terutama untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga. Mereka melakukan fungsi penyortiran, pengemasan ulang, dan menanggung risiko penjualan.71
    • BULOG (Badan Urusan Logistik): Lembaga pemerintah yang ditugaskan menyerap jagung petani, terutama saat panen raya, untuk menjaga stabilitas harga dan membentuk cadangan pangan. Terdapat instruksi agar BULOG menyerap hingga 500 ribu ton jagung secara nasional, yang relevan dengan konteks panen raya di Tuban.1
    • Pembeli Industri: Merupakan konsumen terbesar jagung Tuban. Terutama adalah pabrik pakan ternak (feed mills) yang membutuhkan jagung pipilan kering sebagai bahan baku utama.1 Selain itu, ada juga industri pengolahan makanan yang menggunakan jagung untuk produk seperti emping, marning, tepung, atau makanan ringan lainnya.21
  • Off-takers (Pembeli Utama): Industri pakan ternak adalah pembeli dominan jagung dari Tuban.1 Banyak pabrik pakan ternak besar berlokasi di wilayah Jawa Timur yang relatif mudah diakses dari Tuban, seperti di Sidoarjo, Pasuruan, Gresik, Mojokerto, Jombang, dan Surabaya. Perusahaan-perusahaan besar seperti PT Charoen Pokphand Indonesia, PT Japfa Comfeed Indonesia, PT Malindo Feedmill, PT CJ Feed, PT Cargill Indonesia, PT Gold Coin Indonesia, PT Wonokoyo Jaya Corp., PT New Hope Jawa Timur, dan PT East Hope Agriculture Surabaya memiliki fasilitas di area ini.15 Bahkan, PT Charoen Pokphand memiliki fasilitas pengeringan dan penyimpanan jagung di Bima (NTB) yang mengirimkan jagungnya ke pabrik pakan di Surabaya, menunjukkan adanya aliran jagung antar pulau untuk memenuhi kebutuhan industri.74 Kemitraan antara petani/kelompok tani dengan perusahaan pakan ternak atau perusahaan input (seperti Vasham dari grup Japfa atau Syngenta) juga ada dan didorong.15 BULOG berfungsi sebagai pembeli penyangga.1 Industri pengolahan makanan lokal menyerap volume yang lebih kecil.21

Dominasi permintaan dari industri pakan ternak 1 merupakan faktor penentu utama dalam pasar jagung Tuban. Hampir semua sumber mengarah pada kesimpulan ini, didukung oleh daftar panjang pabrik pakan di sekitar Jawa Timur.15 Ini berarti bahwa bisnis pengumpulan skala besar di Tuban kemungkinan besar harus bersaing untuk mendapatkan pasokan yang ditujukan ke industri pakan atau menjual langsung ke pabrik-pabrik tersebut. Memahami persyaratan kualitas (kadar air, aflatoksin, dll.) dan mekanisme harga yang ditetapkan oleh industri pakan menjadi sangat penting. Bagi bisnis budidaya, permintaan yang besar dan konsisten ini merupakan keuntungan, tetapi juga membuat mereka tunduk pada sensitivitas harga industri pakan.

Peran pedagang perantara (pengepul/tengkulak) juga sangat terasa dalam rantai pasok jagung Tuban.7 Mereka disebut-sebut mempengaruhi harga di tingkat petani 7 dan membentuk lapisan tersendiri antara petani dan pembeli akhir.71 Meskipun ada upaya membangun kemitraan langsung dan peran BULOG sebagai penyangga 1, para perantara ini kemungkinan menangani volume yang signifikan, terutama dari petani kecil atau yang kurang terorganisir. Upaya pemerintah melalui penetapan HPP/HAP dan pengawasan oleh Satgas Pangan 73 bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari praktik perantara. Bisnis pengumpulan baru harus memutuskan strategi menghadapi perantara ini: bersaing langsung (membutuhkan logistik dan modal kuat), bekerja sama, atau mencoba memotong jalur mereka (membutuhkan pembangunan hubungan yang intensif dengan petani/kelompok tani).

Tabel 2: Daftar Pabrik Pakan Ternak Utama yang Berpotensi Menyerap Jagung dari Tuban (Contoh)

Nama PerusahaanLokasi Pabrik Utama di Jatim (Kab/Kota)CatatanSumber Data Utama
PT Charoen Pokphand IndonesiaSidoarjo, MojokertoSalah satu pemain terbesar15
PT Japfa Comfeed IndonesiaSidoarjo, SurabayaPemain besar, memiliki grup usaha lain (Vasham)15
PT Malindo Feedmill TbkGresikPabrik besar di Gresik15
PT CJ FeedJombangBagian dari grup CJ15
PT Cargill IndonesiaPasuruan (Beji/Rembang)Perusahaan multinasional15
PT Gold Coin IndonesiaSurabayaMemiliki pabrik di Margomulyo15
PT Wonokoyo Jaya Corp./KusumaPasuruan (Gempol), SurabayaPerusahaan lokal besar15
PT New Hope Jawa TimurSidoarjo (Jemundo)Pemain internasional15
PT East Hope Agriculture SurabayaMojokerto (Ngoro)Pemain internasional15
PT Sinar IndochemSidoarjo (Balongbendo)Pabrik di jalur Krian-Mojokerto15
PT Sierad Produce TbkSidoarjo (Wonoayu)Memiliki pabrik di Sidoarjo15
PT Panca Patriot PrimaSidoarjo, PasuruanMemiliki beberapa lokasi15

Catatan: Daftar ini tidak lengkap dan hanya mencantumkan beberapa nama besar yang teridentifikasi memiliki fasilitas produksi di Jawa Timur berdasarkan sumber yang tersedia. Kontak dan skala operasional detail memerlukan riset lebih lanjut.

7. Dinamika dan Tren Harga Jagung

Fluktuasi harga merupakan salah satu faktor risiko utama dalam agribisnis jagung. Memahami pola historis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sangat penting.

  • Data Harga Historis: Harga jagung pipilan kering di Tuban dan Jawa Timur menunjukkan volatilitas yang signifikan. Pada saat panen raya Maret 2024, harga di tingkat petani dilaporkan sekitar Rp 4.900 per kg dengan kadar air (KA) 17%.1 Namun, data harga konsumen dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur pada awal Mei (data terbaru yang tersedia, kemungkinan Mei 2024 atau 2025) menunjukkan harga rata-rata jagung pipilan kering di tingkat konsumen sekitar Rp 7.200 – Rp 7.400 per kg.81 Data dari kabupaten tetangga, Bojonegoro, pada periode yang sama menunjukkan harga konsumen sekitar Rp 6.000 per kg 83, sementara data dari Kulon Progo (DIY) menunjukkan harga Rp 4.400 per kg 84, mengindikasikan variasi regional yang cukup besar. Analisis data tahun 2022-2023 menunjukkan tren kenaikan harga yang signifikan sepanjang tahun 2023, melampaui level tertinggi tahun 2022, yang kemungkinan disebabkan oleh penurunan produksi.19 Harga produsen di Jawa Timur pada tahun 2023 rata-rata mencapai Rp 5.392 per kg, secara umum lebih tinggi dibandingkan Jawa Tengah (Rp 5.258/kg).19
  • Faktor Pengaruh Harga: Beberapa faktor utama mempengaruhi dinamika harga jagung:
    • Musiman: Harga cenderung turun drastis saat panen raya (umumnya Maret-April) karena pasokan melimpah, dan naik pada akhir tahun saat pasokan menipis.1
    • Peran Perantara: Aktivitas pedagang pengumpul (pengepul/tengkulak) dapat menekan harga di tingkat petani.7 Ketidakjelasan harga pasar juga menjadi keluhan petani.7
    • Penawaran dan Permintaan Nasional: Keseimbangan antara total produksi nasional dan kebutuhan (terutama dari industri pakan) sangat mempengaruhi harga. Surplus produksi dapat menyebabkan harga jatuh.1
    • Biaya Input: Secara implisit, kenaikan biaya produksi seperti pupuk 8 akan meningkatkan tekanan pada harga jual minimum yang dibutuhkan petani untuk mencapai titik impas.
    • Kualitas: Kadar air (KA) adalah faktor kualitas utama yang mempengaruhi harga. Harga seringkali dikutip berdasarkan standar KA tertentu (misalnya, 14%, 15%, atau 17%).1
  • Intervensi Harga Pemerintah (HAP/HPP): Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menetapkan Harga Acuan Pembelian (HAP) atau Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebagai jaring pengaman harga di tingkat petani.
    • HAP jagung (dengan KA 15%) ditetapkan sebesar Rp 4.200 per kg pada Oktober 2022.87
    • Akibat anjloknya harga pada panen raya awal 2024 (dilaporkan hingga Rp 3.000-3.500/kg di beberapa daerah 18), pemerintah didesak untuk menaikkan HAP. Bapanas kemudian memberikan sinyal kenaikan HAP menjadi Rp 5.000 per kg.18
    • Selanjutnya, pada awal tahun 2025 (konteks laporan), diumumkan target HPP baru sebesar Rp 5.500 per kg yang berlaku mulai 1 Februari 2025, dengan instruksi kepada BULOG dan Satgas Pangan untuk memastikan penyerapan sesuai harga tersebut.73 Panel Harga Bapanas merujuk pada Peraturan Bapanas No. 5/2022 (HET) dan No. 6/2024 serta No. 12/2024 (HAP).90

Pola jatuhnya harga saat panen raya 1 merupakan isu struktural yang berulang. Harga di tingkat petani seringkali jatuh di bawah biaya produksi atau target pemerintah, memicu seruan intervensi melalui penyerapan oleh BULOG dan penegakan HAP/HPP.1 Revisi HAP/HPP yang berulang kali 73 menunjukkan adanya tekanan harga yang persisten di tingkat petani. Sementara itu, harga di tingkat konsumen 81 secara signifikan lebih tinggi daripada harga petani saat panen, mengindikasikan adanya margin yang besar di sepanjang rantai pasok. Volatilitas harga ini menjadi risiko utama. Bisnis budidaya menghadapi ketidakpastian profitabilitas meskipun target HAP/HPP dinaikkan, karena harga riil yang diterima bisa lebih rendah. Bisnis pengumpulan hasil panen perlu strategi untuk mengelola volatilitas ini; membeli saat harga rendah menawarkan peluang, tetapi membutuhkan modal dan fasilitas penyimpanan, sementara membeli di luar musim panen berarti biaya lebih tinggi. Efektivitas implementasi HAP/HPP di lapangan tampaknya bervariasi.

Tabel 3: Tren Harga Jagung Pipilan Kering (KA 15-17%) di Tingkat Petani dan Konsumen (Tuban/Jawa Timur) – Contoh Data Bulanan (Hipotetis)

Bulan/TahunHarga Petani (Rp/kg)Harga Konsumen (Jatim) (Rp/kg)Target HAP/HPP (Rp/kg)Catatan / Sumber Utama
Mar 2023~5.200~6.8004.20019
Sep 2023~5.800~7.5004.20019
Mar 20244.900 (KA 17%)~7.0005.000 (target baru)1
Mei 2024rendah?7.200 – 7.4005.00081
Feb 2025fluktuatiffluktuatif5.500 (target baru)73

Catatan: Tabel ini sangat hipotetis dan hanya menyajikan beberapa titik data yang tersedia dari snippets untuk ilustrasi. Data harga petani seringkali tidak tersedia secara sistematis bulanan. Data Siskaperbapo 81 adalah sumber terbaik untuk harga konsumen harian/bulanan di Jawa Timur. HAP/HPP adalah target pemerintah yang mungkin tidak selalu tercermin dalam harga transaksi riil.

8. Program Pemerintah dan Mekanisme Dukungan

Pemerintah, baik pusat maupun daerah, menjalankan berbagai program untuk mendukung petani jagung di Tuban, bertujuan meningkatkan produksi, efisiensi, dan kesejahteraan petani.

  • Input Bersubsidi (Pupuk): Pemerintah mengalokasikan pupuk bersubsidi (Urea dan NPK) untuk sembilan komoditas prioritas, termasuk jagung.91 Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP2P) Tuban setiap tahun mengusulkan kebutuhan alokasi pupuk subsidi ke pemerintah pusat (misalnya, 148 ribu ton untuk 2023 91). Alokasi yang disetujui kemudian didistribusikan ke tingkat kecamatan.92 Namun, realisasi alokasi seringkali tidak mencukupi usulan atau kebutuhan riil petani 68, dan petani melaporkan kesulitan dalam mengakses pupuk bersubsidi ini, yang dianggap sebagai masalah klasik.7
  • Penyuluhan Pertanian: Kegiatan penyuluhan dilakukan secara rutin oleh DKP2P Tuban dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di tingkat kecamatan, seringkali bekerja sama dengan instansi lain seperti TNI (melalui program TMMD) 9 atau lembaga penelitian/pelatihan seperti Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan.93 Materi penyuluhan mencakup teknik budidaya yang baik, pemilihan benih, pemupukan berimbang, pengendalian hama penyakit, dan peningkatan produktivitas secara umum.9 Kementerian Pertanian juga secara khusus mengadakan pembinaan bagi penyuluh dan petani di Jawa Timur, termasuk Tuban.94 Penyuluhan dianggap penting untuk transfer teknologi dan pengetahuan baru kepada petani.95
  • Dukungan Mekanisasi (Alsintan): Pemerintah memberikan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) kepada kelompok tani untuk meningkatkan efisiensi dan mengatasi keterbatasan tenaga kerja.11 Bantuan ini bersumber dari APBD Kabupaten Tuban maupun APBN 11, dan mencakup berbagai jenis alat seperti traktor roda dua dan empat, pompa air, cultivator, alat tanam jagung (corn planter), dan alat pasca panen.10 Pada tahun 2020, misalnya, diserahkan 140 unit alat tanam jagung.11 Perusahaan swasta seperti Corteva juga pernah memberikan bantuan alat tanam.96
  • Akses Permodalan (KUR): Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi skema pembiayaan yang didorong pemerintah untuk diakses oleh petani. Penyaluran KUR di Tuban dilakukan melalui perbankan seperti BRI dan BNI.12 Penyaluran KUR BRI di Tuban pada tahun 2023 dilaporkan melebihi target, dengan mayoritas disalurkan ke sektor produksi.12 BNI juga secara khusus menyalurkan KUR kepada petani penggarap lahan hutan dalam program Perhutanan Sosial, yang banyak menanam jagung, dan melengkapinya dengan Kartu Tani.13 KUR juga direkomendasikan sebagai sumber pembiayaan bagi korporasi petani yang bergerak di bidang perbenihan.52
  • Program Nasional: Upaya peningkatan produksi jagung di Tuban juga didukung oleh program nasional yang lebih luas, seperti program ketahanan pangan dan swasembada pangan.1 Kegiatan seperti panen raya serentak, target penyerapan hasil panen oleh BULOG, dan upaya peningkatan indeks pertanaman (IP) merupakan bagian dari program ini.3 Selain itu, pemerintah secara aktif mendorong pembentukan korporasi petani sebagai model kelembagaan yang lebih kuat dan berorientasi bisnis, terutama sukses terlihat dalam program perbenihan jagung hibrida di Tuban.5

Meskipun terdapat berbagai program dukungan pemerintah, implementasi di lapangan menunjukkan adanya kesenjangan antara kebijakan dan realitas yang dihadapi petani. Hal ini paling jelas terlihat pada isu pupuk bersubsidi.68 Walaupun ada alokasi resmi, keluhan petani mengenai kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi secara konsisten muncul.7 Ini menunjukkan kemungkinan masalah dalam kecukupan kuota alokasi, mekanisme distribusi, atau hambatan administratif. Akibatnya, pelaku usaha budidaya tidak bisa sepenuhnya mengandalkan pupuk subsidi dan harus siap menghadapi biaya input yang lebih tinggi dari pupuk non-subsidi.81 Kelangkaan pupuk juga berpotensi mempengaruhi pasokan jagung bagi bisnis pengumpulan.

Di sisi lain, investasi pemerintah dalam mekanisasi melalui bantuan Alsintan 10 merupakan pendorong penting untuk efisiensi, sejalan dengan temuan studi tentang adanya ruang perbaikan efisiensi 32 dan kebutuhan untuk menarik generasi muda ke sektor pertanian.11 Akses terhadap Alsintan, baik melalui kepemilikan, sewa, atau penggunaan kolektif dalam kelompok tani, menjadi faktor penting untuk daya saing usaha budidaya. Tingkat mekanisasi juga dapat mempengaruhi waktu panen dan kualitas hasil, yang relevan bagi bisnis pengumpulan. Namun, distribusi Alsintan yang mungkin tidak merata dapat menciptakan kesenjangan produktivitas antar petani atau kelompok.

9. Tantangan dan Risiko Operasional yang Teridentifikasi

Bisnis jagung di Tuban, meskipun potensial, dihadapkan pada sejumlah tantangan dan risiko operasional yang signifikan.

  • Variabilitas Iklim: Ketergantungan yang tinggi pada curah hujan 3 membuat sektor ini sangat rentan terhadap perubahan iklim. Risiko kekeringan, terutama selama fenomena El Nino, dapat menyebabkan krisis air bersih di beberapa wilayah 65 dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, meskipun ada laporan yang menyatakan jagung relatif lebih tahan kekeringan dibandingkan tanaman lain.66 Di sisi lain, curah hujan berlebih juga dapat menimbulkan masalah seperti rebah batang dan perkembangan penyakit.20 Ketidakpastian cuaca secara umum dikutip sebagai ancaman dalam analisis SWOT.7
  • Tekanan Hama dan Penyakit: Ini merupakan salah satu tantangan terbesar. Sejak tahun 2019, serangan hama invasif Ulat Grayak Frugiperda (Spodoptera frugiperda / FAW / UGF) telah menyebabkan kerusakan parah pada tanaman jagung di Indonesia, termasuk Tuban.16 Hama ini menyerang semua fase tanaman 102 dan dilaporkan memiliki tingkat serangan yang sangat tinggi di Tuban (kehadiran di 100% lokasi pengamatan di beberapa kecamatan, dengan intensitas serangan mencapai 55%) 17 dan wilayah tetangga seperti Lamongan (intensitas 45-71%).103 Pengendaliannya memerlukan strategi khusus dan menambah biaya produksi.16 Selain FAW, petani juga melaporkan serangan hama lain seperti Ulat Tanah (disebut ‘Bengkelo’) yang sulit dikendalikan.8 Penyakit umum seperti bulai, karat daun, dan busuk batang juga menjadi ancaman, meskipun beberapa varietas benih menawarkan tingkat ketahanan tertentu.20
  • Tantangan Input: Kesulitan dalam mengakses pupuk bersubsidi secara tepat waktu dan dalam jumlah yang cukup merupakan keluhan yang berulang dari petani.7 Hal ini memaksa petani untuk membeli pupuk non-subsidi yang lebih mahal atau mengurangi dosis pemupukan, yang dapat berdampak pada hasil panen. Ketergantungan pada input kimia juga disebut sebagai kelemahan.7
  • Risiko Pasar: Volatilitas harga jagung sangat tinggi, dengan kecenderungan harga jatuh saat panen raya.1 Ketidakpastian harga pasar ini menjadi salah satu kelemahan yang diidentifikasi petani.7 Ketergantungan pada pedagang perantara (pengepul/tengkulak) juga dapat menempatkan petani pada posisi tawar yang lemah.7
  • Status Lahan dan Regulasi: Ada kekhawatiran mengenai potensi penjualan lahan pertanian untuk kebutuhan konsumtif.63 Selain itu, belum adanya Perda tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 34 dapat menimbulkan risiko jangka panjang terhadap keberlanjutan lahan pertanian jagung di tengah potensi tekanan konversi lahan.

Risiko-risiko ini seringkali saling terkait dan dapat memperburuk dampaknya. Stres akibat iklim (kekeringan atau hujan berlebih) dapat membuat tanaman lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit.20 Kesulitan mendapatkan pupuk yang terjangkau dapat melemahkan kondisi tanaman, mengurangi ketahanannya terhadap cekaman biotik dan abiotik. Munculnya hama baru yang agresif seperti FAW 16 menambah lapisan kompleksitas dan biaya dalam pengelolaan usahatani jagung.102 Oleh karena itu, analisis kelayakan harus mempertimbangkan risiko-risiko yang saling terkait ini. Usaha budidaya memerlukan strategi manajemen risiko yang kuat, termasuk pemilihan varietas yang tepat, praktik pengelolaan hama terpadu (PHT), manajemen air yang baik (jika memungkinkan), dan penyangga finansial. Usaha pengumpulan hasil panen perlu mengantisipasi potensi gangguan pasokan dan variasi kualitas akibat faktor-faktor ini.

Secara khusus, keberadaan Ulat Grayak Frugiperda (FAW) 16 harus dilihat sebagai tantangan struktural yang persisten. Berbagai studi dan laporan menyoroti dampak signifikannya di Tuban dan sekitarnya.17 Sifatnya yang invasif dan merusak 102 menjadikannya bukan sekadar gangguan minor, tetapi ancaman mendasar bagi budidaya jagung. Setiap rencana bisnis budidaya harus secara eksplisit menganggarkan biaya dan merencanakan strategi pengendalian FAW yang efektif, yang memerlukan pengetahuan teknis dan sumber daya. Bisnis pengumpulan juga harus mewaspadai potensi penurunan pasokan atau kualitas pada tahun-tahun dengan serangan FAW yang parah.

10. Peluang Pengembangan Bisnis

Di tengah tantangan yang ada, sektor jagung Tuban juga menawarkan berbagai peluang untuk pengembangan bisnis yang inovatif dan bernilai tambah.

  • Nilai Tambah melalui Pengolahan Pasca Panen: Saat ini, sebagian besar jagung Tuban dijual dalam bentuk pipilan kering, terutama untuk industri pakan.14 Terdapat potensi besar untuk meningkatkan nilai ekonomi jagung melalui pengolahan menjadi produk turunan. Contoh produk yang sudah ada atau potensial dikembangkan antara lain makanan ringan seperti Emping Jagung 76, Jagung Marning 21, Jagung Kriting 77, Puding Jagung Susu Keju (Jasuke) 22, atau bahan baku industri seperti tepung jagung atau pati.21 Berbagai program pelatihan dan pemberdayaan masyarakat telah dilakukan untuk mendorong diversifikasi produk olahan jagung ini 22, meskipun skala usaha yang ada saat ini tampaknya masih kecil.76 Pengembangan industri pengolahan lokal dapat menciptakan pasar alternatif bagi petani dan mengurangi ketergantungan pada pasar pakan ternak yang harganya fluktuatif.
  • Kemitraan Strategis: Membangun kemitraan dengan pelaku usaha lain dapat membuka akses pasar dan meningkatkan efisiensi. Peluang kemitraan meliputi:
    • Dengan pabrik pakan ternak untuk kontrak pasokan jagung dengan spesifikasi dan harga yang disepakati.15
    • Dengan perusahaan benih, memanfaatkan status Tuban sebagai pusat pengembangan benih hibrida.5
    • Dengan kelompok tani atau korporasi petani untuk agregasi pasokan, penjaminan kualitas, atau bahkan usaha patungan.5
  • Peningkatan Efisiensi: Terdapat ruang untuk meningkatkan efisiensi di tingkat usahatani. Studi menunjukkan potensi perbaikan dalam efisiensi teknis, alokatif, dan ekonomi.32 Peluang ini dapat direalisasikan melalui adopsi teknologi (seperti Alsintan yang difasilitasi pemerintah 10), penerapan praktik pertanian yang lebih baik (seperti pemupukan berimbang 63), dan manajemen usahatani yang lebih profesional.
  • Peluang Bisnis Benih: Mengingat keberhasilan Tuban dalam mengembangkan dan bahkan mengekspor benih jagung hibrida berkualitas (seperti Nasa 29, RK 457, JH 37) 5, terdapat peluang bisnis yang spesifik di sektor perbenihan. Ini bisa berupa usaha penangkaran benih bekerja sama dengan petani/kelompok tani, investasi dalam fasilitas pemrosesan benih (seed processing), atau pengembangan jaringan pemasaran untuk benih produksi Tuban, memanfaatkan reputasi kualitas yang sudah terbangun.

Potensi yang belum banyak digarap tampaknya terletak pada pengolahan lokal.21 Meskipun produksi jagung sangat tinggi 1 dan potensi pengolahan diakui 21, sebagian besar hasil masih dijual sebagai bahan mentah untuk pakan.14 Contoh usaha pengolahan yang ada bersifat skala kecil.22 Ini membuka peluang signifikan untuk mengembangkan industri pengolahan jagung di Tuban, baik untuk produk pangan maupun aplikasi industri lainnya (seperti bioetanol yang potensinya dieksplorasi di Bojonegoro 104). Pengembangan ini tidak hanya akan menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja lokal, tetapi juga dapat memberikan alternatif pasar yang lebih stabil bagi petani.

Selain itu, ekosistem produksi benih yang unik di Tuban 5 menawarkan peluang bisnis di luar budidaya atau pengumpulan jagung konsumsi. Status Tuban sebagai pusat produksi benih hibrida yang diakui secara nasional dan internasional 5 menciptakan ceruk pasar tersendiri. Pelaku usaha dapat menjajaki kemungkinan untuk terlibat dalam rantai nilai benih ini, baik melalui kemitraan dengan kelompok tani produsen benih yang sudah ada, investasi fasilitas pendukung, atau membangun merek dan jaringan distribusi untuk benih asal Tuban.

11. Sintesis: Evaluasi Kelayakan dan Rekomendasi Strategis

Berdasarkan analisis data produksi, input, pasar, dukungan pemerintah, tantangan, dan peluang, berikut adalah evaluasi kelayakan dan rekomendasi strategis untuk bisnis jagung di Kabupaten Tuban.

  • Analisis SWOT Terintegrasi:
    • Kekuatan (Strengths): Volume produksi jagung yang sangat besar dan status sebagai sentra nasional 1; Dukungan pemerintah yang aktif (input, Alsintan, KUR, penyuluhan, program perbenihan) 52; Keberhasilan pengembangan benih hibrida lokal berkualitas ekspor 5; Keberadaan kelompok tani yang aktif 3; Permintaan besar dari industri pakan ternak di Jatim.14
    • Kelemahan (Weaknesses): Ketergantungan tinggi pada pupuk kimia dan kesulitan akses pupuk subsidi 7; Volatilitas harga yang tinggi dan tekanan harga saat panen 7; Kerentanan terhadap hama (terutama FAW) dan penyakit 8; Ketergantungan pada iklim (lahan tadah hujan) 3; Infrastruktur pendukung seperti koperasi penampung hasil yang belum optimal di beberapa area 7; Kesenjangan produktivitas antar lokasi/petani.26
    • Peluang (Opportunities): Pengembangan industri pengolahan pasca panen (nilai tambah) 21; Kemitraan strategis dengan industri pakan, perusahaan benih, atau kelompok tani 15; Peningkatan efisiensi melalui teknologi dan praktik terbaik 32; Peluang bisnis dalam rantai nilai perbenihan 5; Peningkatan permintaan jagung nasional.
    • Ancaman (Threats): Perubahan iklim (kekeringan, curah hujan ekstrem) 20; Serangan hama baru atau resistensi hama terhadap pestisida 8; Fluktuasi pasar global/nasional yang mempengaruhi harga pakan/jagung; Potensi perubahan kebijakan pemerintah (subsidi, HAP); Risiko konversi lahan pertanian akibat ketiadaan Perda LP2B.34
  • Evaluasi Kelayakan – Budidaya Jagung:
    • Pro: Potensi hasil panen yang tinggi (hingga 7 ton/ha di kondisi optimal) 1; Pasar yang besar dan relatif terjamin dari industri pakan 14; Tersedianya benih hibrida berkualitas 6; Adanya dukungan pemerintah (KUR, Alsintan, penyuluhan).52
    • Kontra: Risiko produksi yang sangat tinggi akibat hama (FAW) 16 dan iklim (tadah hujan) 3; Tantangan akses pupuk bersubsidi yang berdampak pada biaya 7; Volatilitas harga jual yang ekstrem di tingkat petani 7; Membutuhkan modal awal yang signifikan untuk lahan, input, dan mekanisasi; Memerlukan keahlian teknis budidaya dan manajemen risiko yang kuat.
    • Pertimbangan Kunci: Akses dan biaya lahan; ketersediaan modal untuk input (termasuk pupuk non-subsidi) dan Alsintan; rencana pengelolaan hama terpadu (khususnya FAW); strategi manajemen air (jika memungkinkan); strategi akses pasar (kemitraan langsung atau melalui perantara/kelompok tani).
  • Evaluasi Kelayakan – Pengambilan Hasil Panen (Pengumpulan/Perdagangan):
    • Pro: Tersedianya volume pasokan jagung yang sangat besar dari sentra produksi 1; Permintaan yang stabil dan besar dari industri pakan 14; Potensi mendapatkan margin dari fluktuasi harga musiman 19; Kemungkinan membangun kemitraan dengan kelompok tani untuk pasokan.37
    • Kontra: Persaingan yang ketat dengan pemain yang sudah ada (pengepul, BULOG, sourcing langsung oleh industri) 7; Membutuhkan modal kerja yang sangat besar untuk pembelian volume tinggi dan penyimpanan; Tantangan logistik (transportasi, pengeringan, penyimpanan); Perlu manajemen kualitas yang ketat (kadar air, kebersihan, aflatoksin); Terekspos pada risiko fluktuasi harga beli dan jual.
    • Pertimbangan Kunci: Strategi sumber pasokan (langsung dari petani/kelompok vs. dari pengepul); investasi dalam infrastruktur pengeringan dan penyimpanan; mekanisme kontrol kualitas; hubungan yang kuat dengan pembeli (industri pakan); strategi manajemen risiko harga (misalnya, kontrak berjangka jika memungkinkan).
  • Profil Biaya-Pendapatan-Risiko (Tingkat Tinggi):
    • Budidaya: Biaya utama meliputi sewa/pembelian lahan, benih, pupuk (subsidi & non-subsidi), pestisida (terutama untuk FAW), tenaga kerja, panen, dan pasca panen. Pendapatan bergantung pada produktivitas riil (variatif, 5-7 ton/ha) dan harga jual di tingkat petani (sangat fluktuatif, Rp 4.000 – Rp 6.000/kg tergantung musim dan kualitas). Risiko utama adalah gagal panen (hama, iklim) dan harga jual rendah.
    • Pengumpulan: Biaya utama adalah harga pembelian jagung dari petani/pengepul (sangat fluktuatif), biaya transportasi, pengeringan, penyimpanan, penyusutan, dan overhead. Pendapatan berasal dari penjualan ke industri/pasar dengan margin di atas biaya perolehan. Risiko utama adalah fluktuasi harga beli/jual, persaingan, kualitas pasokan, dan kebutuhan modal kerja yang besar.
  • Rekomendasi Strategis:
    • Untuk Budidaya: Prioritaskan strategi mitigasi risiko: gunakan varietas tahan hama/kekeringan jika sesuai, terapkan PHT secara disiplin, eksplorasi sumber air alternatif atau teknik konservasi air. Bergabung atau bekerja sama dengan kelompok tani untuk akses input, Alsintan, dan potensi pemasaran kolektif. Pertimbangkan kontrak pertanian (contract farming) dengan industri jika memungkinkan untuk kepastian harga. Mulai dengan skala yang terukur untuk mengelola risiko awal.
    • Untuk Pengumpulan: Fokus pada pembangunan hubungan yang kuat dan adil dengan petani atau kelompok tani untuk memastikan pasokan yang stabil dan berkualitas. Investasi pada fasilitas pengeringan dan penyimpanan yang memadai sangat krusial untuk menjaga kualitas dan memanfaatkan peluang harga. Jalin kemitraan strategis dengan pembeli akhir (industri pakan) untuk mengamankan pasar. Kembangkan sistem kontrol kualitas yang ketat sejak awal.
    • Lintas Model: Secara serius mempertimbangkan peluang di industri pengolahan pasca panen sebagai model bisnis utama atau diversifikasi. Ini berpotensi memberikan nilai tambah yang lebih tinggi dan mengurangi eksposur terhadap volatilitas harga jagung pipilan. Selain itu, menjajaki peluang dalam rantai nilai perbenihan bisa menjadi strategi ceruk yang memanfaatkan keunggulan unik Tuban. Terus memantau perkembangan kebijakan pemerintah terkait HAP/HPP, subsidi input, dan regulasi lainnya yang dapat mempengaruhi lanskap bisnis.

Karya yang dikutip

  1. Panen Raya Jagung, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian : Produktivitas Jagung di Tuban Capai 7 Ton per Hektare, diakses Mei 2, 2025, https://tubankab.go.id/entry/panen-raya-jagung-dirjen-tanaman-pangan-kementerian-pertanian-produktivitas-jagung-di-tuban-capai-7-ton-per-hektare
  2. Panen Raya Jagung di Tuban Luar Biasa, Produksi Capai 7 Ton per Hektar | Agrofarm, diakses Mei 2, 2025, https://www.agrofarm.co.id/2024/03/panen-raya-jagung-di-tuban-luar-biasa-produksi-capai-7-ton-per-hektar/
  3. Bulog Didesak untuk Serap 500 Ribu Ton Jagung – blokTuban.com, diakses Mei 2, 2025, https://bloktuban.com/server.php/2024/03/19/bulog-didesak-untuk-serap-500-ribu-ton-jagung
  4. I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Direktorat Pangan dan Pertanian (2013), menyatakan bahwa konsumsi jagung (Zea mays) di Indones, diakses Mei 2, 2025, https://repository.ub.ac.id/11004/4/BAB%20I.pdf
  5. Tuban Berhasil Kembangkan Bibit Jagung Kualitas Ekspor, diakses Mei 2, 2025, https://tubankab.go.id/entry/tuban-berhasil-kembangkan-bibit-jagung-kualitas-ekspor
  6. 60 Ton Benih Jagung Hibrida asal Tuban Diekspor ke Thailand | Agrofarm, diakses Mei 2, 2025, https://www.agrofarm.co.id/2020/12/31479/
  7. Potensi Peningkatan Produksi Jagung Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Di Desa Sukorejo Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban – Jurnal Universitas Bojonegoro, diakses Mei 2, 2025, https://ojs.ejournalunigoro.com/index.php/oryza/article/download/746/643/
  8. Menyigi Masa Depan Petani Jagung di Tuban, Jawa Timur – tatkala.co, diakses Mei 2, 2025, https://tatkala.co/2025/01/27/menyigi-masa-depan-petani-jagung-di-tuban-jawa-timur/
  9. MELALUI TMMD, PETANI PEROLEH PENYULUHAN PERTANIAN – Tuban Smart City, diakses Mei 2, 2025, https://tubankab.go.id/entry/melalui-tmmd-petani-peroleh-penyuluhan-pertanian
  10. Kementerian Pertanian Bantu Petani Tuban Alsintan – SuaraBanyuurip.com, diakses Mei 2, 2025, https://suarabanyuurip.com/2024/05/31/kementerian-pertanian-bantu-petani-tuban-alsintan/
  11. PENYERAHAN BANTUAN ALSINTAN | Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Tuban, diakses Mei 2, 2025, https://tubankab.go.id/video/penyerahan-bantuan-alsintan
  12. Penyaluran KUR BRI Lebihi Target, Segini Nilainya – Tuban Smart City, diakses Mei 2, 2025, https://tubankab.go.id/entry/penyaluran-kur-bri-lebihi-target-segini-nilainya
  13. Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI Sentuh 2.381 Petani di Tuban – Marketing.co.id, diakses Mei 2, 2025, https://marketing.co.id/kredit-usaha-rakyat-kur-bni-sentuh-2-381-petani-di-tuban/
  14. Penggunaan Sistem Informasi Geografis Untuk Mendukung Rantai Pasok Komoditas Jagung (Studi Kasus: Kabupaten Tuban) – ITS Repository, diakses Mei 2, 2025, https://repository.its.ac.id/101668/
  15. Daftar Perusahaan Peternakan – DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR, diakses Mei 2, 2025, https://disnak.jatimprov.go.id/web/pages/22-daftar-perusahaan-peternakan
  16. Tips Pengendalian Hama Tanaman (PHT) Ulat Grayak pada Tanaman Jagung, diakses Mei 2, 2025, https://spi.or.id/tips-pengendalian-hama-tanaman-pht-ulat-grayak-pada-tanaman-jagung/
  17. Tingkat serangan ulat grayak tentara Spodoptera frugiperda J. E. Smith (Lepidoptera: Noctuidae) pada pertanaman jagung di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Indonesia | Megasari | Agrovigor – Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo Madura, diakses Mei 2, 2025, https://journal.trunojoyo.ac.id/agrovigor/article/view/9492/0
  18. Mentan Amran: Harga Jagung Petani Anjlok ke Rp3.000 per Kg | Agrofarm, diakses Mei 2, 2025, https://www.agrofarm.co.id/2024/03/mentan-amran-harga-jagung-petani-sudah-turun/
  19. Analisis Kinerja Perdagangan Jagung Tahun 2024 – Satu Data Pertanian, diakses Mei 2, 2025, https://satudata.pertanian.go.id/assets/docs/publikasi/1B_Analisis_Kinerja_Perdagangan_Jagung_2024_-_publish.pdf
  20. Tantangan dalam Budidaya Jagung – RRI, diakses Mei 2, 2025, https://www.rri.co.id/lain-lain/1024359/tantangan-dalam-budidaya-jagung
  21. 67 PENGEMBANGAN PENGOLAHAN JAGUNG DAN UBI KAYU UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI DI KABUPATEN TUBAN – E-Jurnal UNISDA, diakses Mei 2, 2025, https://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/saintis/article/download/1377/878/
  22. PENINGKATAN KREATIVITAS MASYARAKAT MELALUI PENGOLAHAN JAGUNG DI DESA KUMPULREJO KECAMATAN PARENGAN KABUPATEN TUBAN – Jurnal Universitas Padjadjaran, diakses Mei 2, 2025, https://jurnal.unpad.ac.id/kumawula/article/download/31211/pdf
  23. Kemitraan Petani Jagung, Agri Unggas – Trobos Livestock.com, diakses Mei 2, 2025, http://troboslivestock.com/detail-berita/2015/03/01/29/5678/kemitraan-petani-jagung
  24. Berikut Ini 10 Kabupaten Produsen Jagung Terbesar di Indonesia – Parimo Aktual, diakses Mei 2, 2025, https://parimoaktual.com/2024/03/09/berikut-ini-10-kabupaten-produsen-jagung-terbesar-di-indonesia/
  25. Hasil Panen Raya Jagung Melimpah – Berita BRMP Serealia, diakses Mei 2, 2025, https://serealia.bsip.pertanian.go.id/berita/hasil-panen-raya-jagung-melimpah
  26. Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Ekonomi dan Fisik Wilayah Terhadap Produktivitas Jagung di Kabupaten Tuban, diakses Mei 2, 2025, https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/11493/10825
  27. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung merupakan salah satu komoditas pangan yang termasuk dalam tanaman pangan serealia yang, diakses Mei 2, 2025, http://repository.ub.ac.id/11694/3/2.%20BAB%20I.pdf
  28. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Produksi Jagung Di Indonesia Produksi jagung yang berhasil bergantung pada penerapan input produksi yan, diakses Mei 2, 2025, https://repository.ub.ac.id/11009/1/BAB%202.pdf
  29. Provinsi dengan Luas Panen Jagung Terbesar di Indonesia – GoodStats Data, diakses Mei 2, 2025, https://data.goodstats.id/statistic/provinsi-dengan-luas-panen-jagung-terbesar-di-indonesia-rPgoB
  30. Berita Inilah 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar Indonesia – Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, diakses Mei 2, 2025, https://distanbun.acehprov.go.id/berita/kategori/berita/inilah-10-provinsi-produsen-jagung-terbesar-indonesia
  31. Daftar 10 Provinsi Penghasil Jagung Terbesar Indonesia, Mana Saja? – Bisnis Liputan6.com, diakses Mei 2, 2025, https://www.liputan6.com/bisnis/read/4449535/daftar-10-provinsi-penghasil-jagung-terbesar-indonesia-mana-saja
  32. Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Jagung Di Desa Maindu Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban Menggunakan Pendekatan Stochastik Frontier Analysis (SFA) | Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, diakses Mei 2, 2025, https://jepa.ub.ac.id/index.php/jepa/article/view/74
  33. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung merupakan salah satu komoditas pangan yang termasuk dalam tanaman pangan serealia yang, diakses Mei 2, 2025, https://repository.ub.ac.id/id/eprint/11694/3/2.%20BAB%20I.pdf
  34. Tuban Penghasil Pertanian Terbesar 5 di Jatim, DPRD : Patut di Apresiasi, diakses Mei 2, 2025, https://dprd-tuban.go.id/2023/07/24/tuban-penghasil-pertanian-terbesar-5-di-jatim-dprd-patut-di-apresiasi/
  35. Perwilayahan Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Berdasarkan Kesesuaian Lahan Kabupaten Tuban – ITS Repository, diakses Mei 2, 2025, https://repository.its.ac.id/71925/5/3611100036-Paper.pdf
  36. Luas Tanam dan Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Jagung 2016 – Tabel Statistik, diakses Mei 2, 2025, https://tubankab.bps.go.id/id/statistics-table/1/MjY0IzE=/luas-tanam-dan-panen-rata-rata-produksi-dan-produksi-jagung-2016-.html
  37. Total Produksi Jagung Maret-April capai 4 Juta Ton – Tabloid Sinar Tani, diakses Mei 2, 2025, https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/pangan/23565-Total-Produksi-Jagung-Maret-April-capai-4-Juta-Ton
  38. TAHUN INI, PRODUKSI JAGUNG DIPREDIKSI TURUN – Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur – Kominfo Jatim, diakses Mei 2, 2025, https://kominfo.jatimprov.go.id/berita/22066
  39. Menteri Pertanian Putuskan Stop Impor Jagung – Berita BRMP Serealia, diakses Mei 2, 2025, https://serealia.bsip.pertanian.go.id/berita/menteri-pertanian-putuskan-stop-impor-jagung
  40. Petani Jagung Tuban Terima Bantuan Benih dan Sarana Produksi, diakses Mei 2, 2025, https://bloktuban.com/server.php/2024/03/19/petani-jagung-tuban-terima-bantuan-benih-dan-sarana-produksi-dari-kementerian-pertanian
  41. Tuban Jadi Sentra Produktivitas Jagung Nasional – Suara Jatim Post, diakses Mei 2, 2025, https://suarajatimpost.com/tuban-jadi-sentra-produktivitas-jagung-nasional
  42. Jual Benih Jagung NK Sumo 1 kg Bibit Jagung NK 7328 Sumo Original Syngenta – Kab. Tuban – Kampoeng Tani | Tokopedia, diakses Mei 2, 2025, https://www.tokopedia.com/kampoeng-tani/benih-jagung-nk-sumo-1-kg-bibit-jagung-nk-7328-sumo-original-syngenta?utm_source=google&utm_medium=organic&utm_campaign=pdp-seo
  43. NK 6172 – Variety Jagung – Syngenta, diakses Mei 2, 2025, https://www.syngenta.co.id/product/seed/jagung/nk-6172
  44. Benih Jagung NK 6172 Perkasa 1 Kg Bibit Jagung Hibrida Syngenta – DEPO PERTANIAN, diakses Mei 2, 2025, https://depopertanian.com/product/benih-jagung-nk-6172-perkasa-1-kg-bibit-jagung-hibrida-syngenta/
  45. Jual bibit jagung perkasa ori bening jagung syngenta murah tuban | Shopee Indonesia, diakses Mei 2, 2025, https://shopee.co.id/bibit-jagung-perkasa-ori-bening-jagung-syngenta-murah-tuban-i.45869789.13345150540
  46. DISTRIBUTOR BENIH PADI UNGGUL – DISTRIBUTOR BENIH JAGUNG TERPERCAYA, diakses Mei 2, 2025, https://jagungbenih.com/
  47. 7 Bibit Jagung Paling Banyak Hasilnya untuk Budidaya – GDM Organik, diakses Mei 2, 2025, https://gdm.id/bibit-jagung-paling-banyak-hasilnya/
  48. PANEN PERDANA BENIH JAGUNG HIBRIDA VARIETAS RK 457 – YouTube, diakses Mei 2, 2025, https://www.youtube.com/watch?v=XUZsbF6X0kQ
  49. Panen Raya Jagung Benih Hibrida RK457, Petani Senori Untung Dua Kali – blokTuban.com, diakses Mei 2, 2025, https://bloktuban.com/2021/08/12/panen-raya-jagung-benih-hibrida-rk457-petani-senori-untung-dua-kali
  50. Bibit Jagung Hasil Budidaya Petani Tuban Tembus Pasar Ekspor, diakses Mei 2, 2025, https://tubankab.go.id/entry/bibit-jagung-hasil-budidaya-petani-tuban-tembus-pasar-ekspor
  51. Sukses Hasilkan Benih Jagung Hibrida, Petani Tuban Diarahkan Bentuk Korporasi, diakses Mei 2, 2025, https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/pangan/10554-Sukses-Hasilkan-Benih-Jagung-Hibrida-Petani-Tuban-Diarahkan-Bentuk-Korporasi
  52. Korporasi Petani di Tuban Hasilkan Benih Jagung Hibrida – Tabloid Sinar Tani, diakses Mei 2, 2025, https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/pangan/14433-Korporasi-Petani-di-Tuban-Hasilkan-Benih-Jagung-Hibrida
  53. Advanta Kenalkan Benih Jagung ‘Adv Joss’ untuk Petani Tuban – TIMES Indonesia, diakses Mei 2, 2025, https://timesindonesia.co.id/peristiwa-daerah/303551/advanta-kenalkan-benih-jagung-adv-joss-untuk-petani-tuban
  54. Uji Daya Hasil Lanjutan 14 Calon Varietas Jagung (Zea mays L.) Hibrida Yield Trial On 14 Hybrid – Produksi Tanaman, diakses Mei 2, 2025, https://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/protan/article/view/1015/1033
  55. Jagung Toleran Genangan Air: Kunci Panen Sukses – Bertani Academy, diakses Mei 2, 2025, https://academy.bertani.co/artikel/jagung-toleran-genangan-air-kunci-panen-sukses
  56. 10 Rekomendasi Benih Jagung Terbaik [Ditinjau oleh Penyuluh Pertanian](Terbaru Tahun 2025) | mybest, diakses Mei 2, 2025, https://id.my-best.com/139088
  57. Tuban Panen Benih Jagung Hibrida Hingga 850 Ton – Corteva.id, diakses Mei 2, 2025, https://www.corteva.id/berita/Tuban-Panen-Benih-Jagung-Hibrida-Hingga-850-Ton.html
  58. PEMUPUKAN PADA TANAMAN JAGUNG | Dinas Pertanian, diakses Mei 2, 2025, https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/berita/96_pemupukan-pada-tanaman-jagung
  59. Untuk menanam jagung hibrida pada lahan 1 ha dengan jarak tanam 70 x 30 cm, berapa banyak benih jagung yang diperlukan untuk pen, diakses Mei 2, 2025, https://agroswamp.com/wp-content/uploads/14.-Menghitung-Keperluan-Benih-Pupuk.pdf
  60. Kebutuhan Benih Atau Bibit Per Hektar | PDF | Griya & Taman – Scribd, diakses Mei 2, 2025, https://id.scribd.com/document/390452252/Kebutuhan-Benih-Atau-Bibit-Per-Hektar
  61. Jual Benih Jagung Lokal Tuban Terbaru – Jan 2025 | Lazada.co.id, diakses Mei 2, 2025, https://www.lazada.co.id/tag/benih-jagung-lokal-tuban/
  62. Jual Benih jagung di toko MUMTAZ EDUCATION | SIPLAH, diakses Mei 2, 2025, https://siplah.tokoladang.co.id/produk/benih-jagung.7780143
  63. Panen Raya Jagung, Ini Pesan Bupati Tuban Kepada Kelompok …, diakses Mei 2, 2025, https://tubankab.go.id/entry/panen-raya-jagung-ini-pesan-bupati-tuban-kepada-kelompok-tani
  64. Analisis Efisiensi Produksi Usahatani Jagung Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) di Desa Maindu, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban | Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, diakses Mei 2, 2025, https://jepa.ub.ac.id/index.php/jepa/article/view/59
  65. Adaptasi Petani Dalam Menghadapi Perubahan Iklim Untuk Mempertahankan Produksinya (Studi Pada Petani Di Desa Jadi Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban) | Handayani | Neo-Bis – Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo Madura, diakses Mei 2, 2025, https://journal.trunojoyo.ac.id/neo-bis/article/view/21708
  66. Tak Terpengaruh El Nino, Hasil Panen Jagung Meningkat di Tuban, diakses Mei 2, 2025, https://radartuban.jawapos.com/daerah/863048201/tak-terpengaruh-el-nino-hasil-panen-jagung-meningkat-di-tuban
  67. Daftar 3 Merk Benih Jagung Hibrida Terbaik Di Indonesia, diakses Mei 2, 2025, https://jafranindonesia.co.id/blog/daftar-3-merk-benih-jagung-hibrida-terbaik-di-indonesia
  68. Alokasi Pupuk Subsidi 2023 di Tuban, Hanya Diusulkan Urea dan NPK – Ronggo.id, diakses Mei 2, 2025, https://ronggo.id/alokasi-pupuk-subsidi-2023-di-tuban-hanya-diusulkan-urea-dan-npk/
  69. KUR BNI Bantu 2.381 Petani – Radar Bojonegoro, diakses Mei 2, 2025, https://radarbojonegoro.jawapos.com/nasional/711303284/kur-bni-bantu-2381-petani
  70. Anggota DPR RI Serahkan Alsintan Kepada Kelompok Tani – Tuban Smart City, diakses Mei 2, 2025, https://tubankab.go.id/entry/anggota-dpr-ri-serahkan-alsintan-kepada-kelompok-tani
  71. ejurnal.ung.ac.id, diakses Mei 2, 2025, https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/AGR/article/download/15873/5028
  72. Praktik Jual Beli Jagung Pipil Kering antara Tengkulak dengan Pengepul Perspektif Etika Bisnis Islam Istithmar – IAIN Kediri, diakses Mei 2, 2025, https://jurnalfebi.iainkediri.ac.id/index.php/istithmar/article/download/320/235
  73. Persiapkan Panen Raya Serentak Tahap 2: Sinergi Nasional untuk Keberlanjutan Swasembada Jagung 2025 – Tribratanews – Polda Jatim, diakses Mei 2, 2025, https://tribratanews.jatim.polri.go.id/29/04/2025/persiapkan-panen-raya-serentak-tahap-2-sinergi-nasional-untuk-keberlanjutan-swasembada-jagung-2025/
  74. Kerjasama dengan Offtaker, Petani Bima Kirim 46,8 ton Jagung Ke Surabaya – pangannews, diakses Mei 2, 2025, https://pangannews.id/berita/1646541060/kerjasama-dengan-offtaker-petani-bima-kirim-468-ton-jagung-ke-surabaya
  75. Inovasi Produk Lokal Jagung sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat di Era Digital. Studi Kasus di Desa Tlogowaru, Merakurak – IAINU Tuban, diakses Mei 2, 2025, https://iainutuban.ac.id/2024/08/30/inovasi-produk-lokal-jagung-sebagai-upaya-pemberdayaan-masyarakat-di-era-digital-studi-kasus-di-desa-tlogowaru-merakurak/
  76. Berawal Bantu Suami, Usaha Emping Jagung Hayatunnikmah Kini Jadi Nafkah Utama – Tuban Smart City, diakses Mei 2, 2025, https://tubankab.go.id/entry/berawal-bantu-suami-usaha-emping-jagung-hayatunnikmah-kini-jadinafkah-utama
  77. JAGUNG KRITING, INOVASI PENGOLAHAN JAGUNG PASCA PANEN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA JETAK, diakses Mei 2, 2025, https://www.ejournal.iainutuban.ac.id/index.php/strategi/article/download/233/191
  78. Pabrik Dan Produsen Pakan Ternak Di Jawa Timur | PDF – Scribd, diakses Mei 2, 2025, https://id.scribd.com/document/366707012/Pabrik-Dan-Produsen-Pakan-Ternak-di-jawa-timur
  79. Daftar Nomor Pendaftaran Pakan (NPP) – SIMPOL PKH, diakses Mei 2, 2025, https://simpol.ditjenpkh.pertanian.go.id/v2/informasi_pakan/ceknpp
  80. Petani Madura Pasok Kebutuhan Industri Pakan Ternak – ANTARA News Jawa Timur, diakses Mei 2, 2025, https://jatim.antaranews.com/berita/254171/petani-madura-pasok-kebutuhan-industri-pakan-ternak
  81. Harga Rata-Rata Provinsi Jawa Timur di Tingkat Konsumen Tanggal 2025-05-02 00:55:43 – SISKAPERBAPO, diakses Mei 2, 2025, https://siskaperbapo.jatimprov.go.id/harga/tabel
  82. harga konsumen 2025-05-02 provinsi jawa timur – SISKAPERBAPO, diakses Mei 2, 2025, https://siskaperbapo.jatimprov.go.id/display/show
  83. Tabel Harga Produk – Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro – Kab. Bojonegoro, diakses Mei 2, 2025, https://disdag-online.bojonegorokab.go.id/trend/tabel
  84. Harga produsen komoditas pertanian hari ini Tanggal 30 April 2025 – Taniku, diakses Mei 2, 2025, https://taniku.kulonprogokab.go.id/harga_pasar
  85. Produksi Jagung Nasional Awal 2024 Naik Tajam | Neraca.co.id, diakses Mei 2, 2025, https://www.neraca.co.id/article/196369/produksi-jagung-nasional-awal-2024-naik-tajam
  86. Indonesia Hendak Setop Impor Jagung, BPS Ungkap Potensi Produksi 4,81 Juta Ton per Maret 2025 – Ekonomi Bisnis, diakses Mei 2, 2025, https://ekonomi.bisnis.com/read/20250203/99/1836310/indonesia-hendak-setop-impor-jagung-bps-ungkap-potensi-produksi-481-juta-ton-per-maret-2025
  87. Pemerintah tetapkan HAP jagung naik menjadi Rp5.000, diakses Mei 2, 2025, https://mataram.antaranews.com/berita/342477/pemerintah-tetapkan-hap-jagung-naik-menjadi-rp5000
  88. Pastikan Harga Jagung Rp. 5000/Kg, Pj Wali Kota Bima Instruksikan Jajarannya Lakukan Pengawasan Dan Penindakan, diakses Mei 2, 2025, https://kominfotik.bimakota.go.id/web/detail-berita/1913/pastikan-harga-jagung-rp-5000kg-pj-wali-kota-bima-instruksikan-jajarannya-lakukan-pengawasan-dan-penindakan
  89. Arahan Prabowo: Pemerintah Tingkatkan Harga Pembelian Gabah dan Jagung Untuk Dukung Petani Menjelang Panen Raya – Gerindra, diakses Mei 2, 2025, https://gerindra.id/2025/01/14/arahan-prabowo-pemerintah-tingkatkan-harga-pembelian-gabah-dan-jagung-untuk-dukung-petani-menjelang-panen-raya/
  90. Panel Harga Pangan, diakses Mei 2, 2025, https://panelharga.badanpangan.go.id/
  91. DKP2P Tuban Usulkan Alokasi 148 Ribu Ton Pupuk Subsidi Tahun 2023, diakses Mei 2, 2025, https://tubankab.go.id/entry/dkp2p-tuban-usulkan-alokasi-148-ribu-ton-pupuk-subsidi-tahun-2023
  92. Kabupaten Tuban Peroleh Alokasi Pupuk dari Pemerintah Pusat, Ini Besarannya, diakses Mei 2, 2025, https://tubankab.go.id/entry/kabupaten-tuban-peroleh-alokasi-pupuk-dari-pemerintah-pusat-ini-besarannya
  93. Perkuat Program Utama Kementan, Penyuluh Kabupaten Tuban Ikuti Sertifikasi, diakses Mei 2, 2025, https://bbppketindan.bppsdmp.pertanian.go.id/blog/post/perkuat-program-utama-kementan-penyuluh-kabupaten-tuban-ikuti-sertifikasi
  94. KEMENTAN GELAR PEMBINAAN PENYULUH PERTANIAN DAN PETANI DI JATIM – Berita BRMP Jawa Timur, diakses Mei 2, 2025, https://jatim.bsip.pertanian.go.id/berita/kementan-gelar-pembinaan-penyuluh-pertanian-dan-petani-di-jatim
  95. ANALISIS DESKRIPTIF PRODUKSI JAGUNG DI NUSA TENGGARA TIMUR – e-Journal Politeknik Pertanian Negeri Kupang, diakses Mei 2, 2025, https://jurnal.politanikoe.ac.id/index.php/jp/article/viewFile/452/310
  96. Bantuan Alat Tanam Sukseskan Petani Jagung – Corteva.id, diakses Mei 2, 2025, https://www.corteva.id/berita/Bantuan-Alat-Tanam-Sukseskan-Petani-Jagung.html
  97. Pemkab Tuban Optimis Mampu Tingkatkan Produksi Jagung, Ini Alasannya, diakses Mei 2, 2025, https://tubankab.go.id/entry/pemkab-tuban-optimis-mampu-tingkatkan-produksi-jagung-ini-alasannya
  98. Perhutani Tuban Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional Hadiri Penanaman Jagung Serentak, diakses Mei 2, 2025, https://www.perhutani.co.id/dukung-swasembada-pangan-perhutani-tuban-ikut-serta-dalam-penanaman-jagung-serentak-1-juta-hektar-bersama-polri-kabupaten-gresik/
  99. Kapolres Tuban Pimpin Panen Jagung Perdana, Begini Dampaknya bagi Petani, diakses Mei 2, 2025, https://www.bloktuban.com/2025/02/27/kapolres-tuban-pimpin-panen-jagung-perdana-begini-dampaknya-bagi-petani
  100. Sukseskan Program Ketahanan Pangan, Kapolres Tuban Ikut Panen Raya Jagung, diakses Mei 2, 2025, https://ronggo.id/sukseskan-program-ketahanan-pangan-kapolres-tuban-ikut-panen-raya-jagung/
  101. Panen Jagung di Tuban, Kementan Usul Fleksibilitas HAP Dinaikkan, diakses Mei 2, 2025, https://news.majalahhortus.com/panen-jagung-di-tuban-kementan-usul-fleksibilitas-hap-dinaikkan/
  102. Pengenalan dan Pengendalian Hama Ulat Grayak Frugiperda (Spodoptera – Journal IPB, diakses Mei 2, 2025, https://journal.ipb.ac.id/index.php/j-agrokreatif/article/download/39106/25278
  103. Serangan Spodoptera frugiperda (Lepidoptera – Polije Proceeding Publications – Politeknik Negeri Jember, diakses Mei 2, 2025, https://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/download/468/439
  104. Industri Pengolahan Jagung untuk Pakan Ternak – BKPM PIR, diakses Mei 2, 2025, https://regionalinvestment.bkpm.go.id/pir/peluang-investasi/detail/?id=1266
Previous Post

Serangan Cendawan yang massif pada tanaman melon, ini Kajian ilmiahnya dan Solusinya.

Next Post

Mikroba adalah NPK Versi Baru – Jika Anda Memahami Cara Kerjanya. Dr. Suzie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Shopping cart
Sign in

No account yet?

Create an Account